Suci Ayu Utamy

Senin, 25 Mei 2015

Multibahasa cocok untuk PAUD

Multibahasa merupakan aplikasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk anak usia dini (PAUD). Aplikasi ini berisikan nama – nama hewan dan buah beserta nama dalam bahasa inggris dan bahasa arab. Ada kelebihan dari aplikasi ini yaitu ketika tombol yang menunjukkan nama hewan atau buah dalam bahasa inggris diklik maka akan mengeluarkan suara yaitu cara membaca nama hewan atau buah tersebut. Aplikasi ini juga dilengkapi evaluasi berupa tes untuk menguji kemampuan anak terkait materi yang ada di aplikasi. Selain kelebihan, aplikasi ini memiliki beberapa kekurangan seperti hanya tombol yang menunjukkan kata dalam bahasa inggris yang sudah ada suaranya untuk yang lain masih akan diperbaharui, dalam desain tampilan pun masih kurang jika aplikasi ini untuk anak seusia PAUD karena desain yang masih minimalis, dan belum adanya tombol exit.

Untuk menambah nilai aplikasi makan akan diperbaharui bertahap demi kelancaran seseorang jika ingin menggunakan aplikasi ini dalam pembelajaran. Seperti penambahan suara cara membaca dalam bahasa indonesia dan bahasa arabnya agar memudahkan seseorang dalam menggunakan aplikasi ini sebagai media pembelajaran di sekolah maupun diluar sekolah.

Cara penggunaan aplikasi ini juga tergolong mudah digunakan karena sudah ada petunjuk penggunaan bagi pemula yang akan menggunakannya. Apabila tidak ada petunjuk pun saya rasa pengguna akan langsung dapat menggunakan, karena masih standar sepereti aplikasi yang lainnya seperti tombol navigasi next, home, prev.

Aplikasi ini bisa digunakan untuk guru maupun siswa. Tapi jika ingin digunakan oleh siswa maka harus dibimbing oleh guru karena yang kita tahu anak seusia PAUD mayoritas belum dapat membaca. Oleh karena itu, aplikasi ini lebih cocok untuk model pembelajaran classical learning. Dimana guru menggunakan aplikasi ini didepan kelas sambil menjelaskan kepada siswa dan siswa dapat mencoba dengan bimbingan guru. Jadi anak akan tahu cara penggunaannya serta lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan media pembelajaran ini karena anak seusia PAUD sangat menyukai hal – hal yang baru. coba saja

Kamis, 19 Desember 2013

Li-fi

Teknologi transfer data yang cukup banyak dibicarakan pada akhir-akhir ini bukanlah WiFi, melainkan LiFi yang memanfaatkan keberadaan lampu LED. Dan founding father LiFi, Harald Haas dan timnya kini telah berhasil mencapai kecepatan transfer hingga 10Gbps dalam percobaan terakhirnya.

Dalam percobaannya itu, Haas menggunakan tiga LED (hijau, merah dan biru). Dan masing-masing LED itu pun dimaksimalkan hingga memiliki kecepatan 3.5Gbps. Tingginya kecepatan yang dicapai pada percobaan ini adalah berkat penggunaan micro-LED buatan dari Universitas Strathclyde. LED tersebut pun memiliki kemampuan untuk mengirimkan jutaan perubahaan intensitas dalam hitungan detik.

Namun teknologi LiFi ini masih jauh jika digunakan untuk kepentingan umum. Hal ini karena teknologi LiFi memiliki range yang kecil, karena jarak antara receiver dengan transmitter harus dekat. Tentunya hal ini berbeda dengan WiFi yang memiliki range sangat luas.

Penelitian mengenai teknologi LiFi akhir-akhir ini memang cukup banyak dilakukan. Sebelumnya, para peneliti dari Fraunhofer Institute Jerman pernah melakukannya pada bulan April. Selanjutnya, para peneliti dari Cina juga melakukan kegiatan serupa dan mampu mencapai kecepatan hingga 150Mbps.